Kuliah di UT, Kenapa Tidak?
Kuliah di UT? Kenapa Tidak? Jika anda seorang PNS, atau mungkin pegawai swasta yang siangnya harus bekerja di kantor, atau mempunyai kesibukan yang luar biasa sehingga waktu anda hanya sedikit, lalu anda ingin terus belajar di lingkungan formal tanpa mengenal batas usia, maka UT adalah pilihan yang tepat.
UT, atau Universitas Terbuka, adalah Perguruan Tinggi Negeri di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang di bawah Kemenristekdikti), yang memberikan kesempatan kepada semua orang, tanpa mengenal batas usia, untuk melanjutkan pendidikan tinggi dalam berbagai jenjang.
Saya mengenal UT awalnya dari teman saya, yang kuliah di UT juga. Saya masuk UT di bulan Januari tahun 2013 lalu. Awal mula mendaftar, saya masih menggunakan ijazah SMA saya, mengingat sampai detik itu, saya belum pernah melihat ijazah DIII saya. Ijazah saya masih ditahan di kantor, karena masih harus menghabiskan masa ikatan dinas yang masih 7 tahun lagi.
Sambil berjalan, saya mengajukan permintaan transkrip nilai dan legalisir ijazah ke kantor pusat. Selang satu bulan dari pengajuan, akhirnya saya terima legalisir ijazah dan transkrip nilai D III saya. Itu adalah pertama kalinya saya melihat seperti apa bentuk ijazah saya.
Selanjutnya, karena sudah mendapatkan legalisir ijazah dan transkrip nilai, saya ajukan Alih Kredit ke UT. Alih Kredit ini bertujuan agar mata kuliah yang sudah pernah saya ambil pada saat D III, tidak perlu saya ambil lagi di UT.
Proses alih kredit saya sempat tertahan agak lama di UT Pusat, namun setelah saya telepon, akhirnya dikirim juga surat balasan alih kredit saya. Lewat surat balasan itu, saya hanya perlu menempuh 18 mata kuliah saja.
Saya mengajukan alih kredit dari kuliah D III saya jurusan Kebendaharaan Negara ke S1 Akuntansi UT, dan banyak juga mata kuliah yang diakui oleh UT sehingga cuma 18 mata kuliah saja yang perlu saya ambil.
Inilah yang paling saya suka dari UT, kuliahnya yang sangat fleksibel. Ada beberapa paket pilihan kuliah di UT, bisa memakai Sistem Paket Semester (SIPAS), atau bisa juga mengambil sesuka suka kita mau berapa SKS yang kita ambil. Sebenarnya masih ada pilihan paket yang lain, cuma saya gak hafal ^_^.
Saya memilih sistem perkuliahan yang paling fleksibel. Awal mula kuliah saya cuma ambil 2 mata kuliah, total ada 6 SKS. Biaya kuliah per SKS, waktu itu, masih 38ribu rupiah per SKS untuk S1 Akuntansi. Sehingga saya hanya perlu membayar 38ribu x 6 = 228ribu.
Kita bisa memilih berapa mata kuliah yang mau kita ambil, menyesuaikan dengan budget anggaran kita dan juga waktu kita. Saat budget kita cuma sedikit, kita bisa ambil beberapa SKS saja. Pun jika waktu kita cuma sedikit, tak usah ambil banyak banyak.
Kuliahnya saya pilih yang non tatap muka (non TTM). Jika kita pilih pakai tatap muka, maka kita harus membayar lagi biaya untuk dosen/tutor pengajar di pertemuan tatap muka. Namun, saya memilih non TTM untuk menghemat biaya.
Sebagai pengganti TTM adalah Tuton (Tutorial Online). Tuton ini adalah metode kuliah online, dengan jangka waktu selama 8 minggu. Tiap minggu Tutor/Dosen akan memberikan materi kuliah lewat online dan juga diskusi online. Selanjutnya, dari 8 minggu itu, pada minggu ke 3, 5, dan 7 tutor akan memberikan tugas-tugas yang harus kita kirimkan.
Tuton ini 100% gratis, tinggal registrasi saja di situs UT lalu mendapatkan username dan juga menentukan password.
Tuton kedudukannya sama dengan TTM. Tuton dan TTM memiliki bobot nilai 30%, sedangkan nilai ujian memiliki bobot nilai 70%. Jadi jika ingin nilai bagus di UT, maka Tuton atau TTM wajib diikuti.
Jika sudah mengikuti TTM, maka tidak ikut Tuton pun tak masalah karena sudah mendapatkan bobot nilai 30%. Demikian juga sebaliknya, dengan Tuton, tidak ikut TTM juga tak masalah.
Jadi tidak usah capek capek pulang kerja, kuliah sampai jam 10 malam. Cukup buka komputer, koneksi internet, kita bisa kuliah jam berapa pun, kapan pun dan di manapun selama 8 minggu.
Setelah selesai 8 minggu, tinggal datang saja ke UT/tempat yang ditentukan untuk mengikuti ujian. Ujian juga bisa dilaksanakan secara Online dengan SUO (Sistem Ujian Online). SUO dilaksanakan di kantor UPBJJ UT. Dengan SUO, nilai langsung keluar setelah ujian selesai.
Buku-buku sangat penting untuk menunjang pembelajaran kita di UT. Kuliah di UT adalah belajar mandiri sehingga peran buku-buku sangat krusial.
Materi-materi yang diberikan dalam Tuton biasanya hanya ringkasan singkat sehingga untuk memahami materi secara utuh perlu buku materi yang lebih lengkap penjelasannya.
Buku-buku materi kuliah telah disediakan oleh UT dalam bentuk modul-modul pembelajaran. Modul-modul ini dapat kita beli di Toko Buku Online Karunika, ada di situs resmi UT. Selain beli, bisa juga pinjam ke teman yang pernah kuliah di UT.
Sebelum membeli modul, pastikan dulu apakah modul tersebut masih dipakai atau ada modul yang lebih baru.
Sebenarnya, IPK ini tergantung bagaimana cara kita belajar dan mengikuti kuliah. Mendapatkan IPK bagus di UT tidaklah sulit. Kuncinya adalah mau belajar dan mau mengikuti proses perkuliahan yang telah ditentukan.
Salah satu dari Tuton atau TTM harus diikuti karena kontribusinya adalah 30% dari IPK. Selain itu, jika Tuton yang dipilih, maka kita harus rajin aktif dalam diskusi online dan juga mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh Tutor.
Membaca modul juga wajib jika ingin mendapatkan IPK yang bagus. Materi ujian tidak akan menyimpang dari materi yang ada di dalam Modul. Pelajari saja isi modul, insyaalloh ujian lancar dan nilai IPK di atas 3,5 tidaklah sulit.
Tidak semua mahasiswa UT yang lulus dapat ikut wisuda. Mahasiswa yang ikut wisuda ditentukan oleh UT, biasanya berdasarkan nilai IPK. Jika nilai IPK bagus, maka mahasiswa akan mendapatkan undangan untuk mengikuti wisuda.
Dari uraian singkat saya di atas, sebenarnya sudah terbaca kelebihan-kelebihan kuliah di UT
Kuliah di UT ini sangat cocok bagi PNS ataupun karyawan. Waktu kuliah dapat diatur sesuka suka kita. Apa lagi jika menggunakan sistem Tuton.
Jika menggunakan TTM, biasanya perkuliahan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu yang tidak mengganggu hari kerja. Ujian di UT juga dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu.
Biaya kuliah di UT masih terbilang murah. Saat ini saya sudah lulus dari UT, jadi tidak tahu persis berapa biaya per SKS. Tapi, terakhir saya kuliah, Semester I 2015 ini, biaya per SKS untuk S1 Akuntansi sekitar 45ribu per SKS.
Biaya SKS untuk akuntansi termasuk yang paling mahal di antara jurusan yang lain.
Pertama kali masuk kuliah pun, biaya yang saya keluarkan hanya untuk biaya jaket almamater dan biaya SKS, tidak ada biaya tambahan ini itu yang macam-macam.
Berapapun usia anda, 70 tahun, 80 tahun, atau mungkin 1000 tahun (jika ada hehehe), bisa kuliah di UT tanpa ada batasan. Anda bisa kuliah sebebas-bebasnya pada umur berapapun. Sesuai dengan namanya, Universitas Terbuka, kampus ini benar-benar terbuka untuk semua lapisan.
Bagi anda yang saat ini berada di luar negeri juga bisa mengikuti perkuliahan di UT.
UT adalah salah satu PTN dengan akreditasi yang sudah diakui oleh Kemenristekdikti. Dengan kuliah di UT, anda tidak perlu khawatir dengan status kampus abal-abal yang statusnya tidak jelas. UT statusnya sangat jelas dan sangat diakui.
Sama seperti perguruan tinggi negeri lainnya, tersedia juga beasiswa kuliah di UT, seperti beasiswa BIDIKMISI, beasiswa BBP PPA, dan yang lainnya.
Itulah tadi sharing pengalaman saya kuliah di UT. Tentu saja, kuliah di UT adalah sebuah pilihan. Jika anda lebih suka kuliah di perguruan tinggi lain, tentu saja itu adalah pilihan yang bagus. Tapi pilihan kuliah di UT juga bukan sesuatu yang buruk.
Mau kuliah di UT atau yang lain adalah pilihan anda. Namun, bahwa saya pernah memilih untuk kuliah di UT, tidak di perguruan tinggi lain, adalah pengalaman berkesan saya yang tidak pernah saya sesali sama sekali.
Toh, dengan belajar sendiri membaca buku modul-modul yang anda, saya dapat ilmu juga dari sana.
Poin terpentingnya adalah, jangan pernah berhenti untuk belajar. Selamat melanjutkan pendidikan anda.
UT, atau Universitas Terbuka, adalah Perguruan Tinggi Negeri di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang di bawah Kemenristekdikti), yang memberikan kesempatan kepada semua orang, tanpa mengenal batas usia, untuk melanjutkan pendidikan tinggi dalam berbagai jenjang.
Saya mengenal UT awalnya dari teman saya, yang kuliah di UT juga. Saya masuk UT di bulan Januari tahun 2013 lalu. Awal mula mendaftar, saya masih menggunakan ijazah SMA saya, mengingat sampai detik itu, saya belum pernah melihat ijazah DIII saya. Ijazah saya masih ditahan di kantor, karena masih harus menghabiskan masa ikatan dinas yang masih 7 tahun lagi.
Sambil berjalan, saya mengajukan permintaan transkrip nilai dan legalisir ijazah ke kantor pusat. Selang satu bulan dari pengajuan, akhirnya saya terima legalisir ijazah dan transkrip nilai D III saya. Itu adalah pertama kalinya saya melihat seperti apa bentuk ijazah saya.
Selanjutnya, karena sudah mendapatkan legalisir ijazah dan transkrip nilai, saya ajukan Alih Kredit ke UT. Alih Kredit ini bertujuan agar mata kuliah yang sudah pernah saya ambil pada saat D III, tidak perlu saya ambil lagi di UT.
Proses alih kredit saya sempat tertahan agak lama di UT Pusat, namun setelah saya telepon, akhirnya dikirim juga surat balasan alih kredit saya. Lewat surat balasan itu, saya hanya perlu menempuh 18 mata kuliah saja.
Saya mengajukan alih kredit dari kuliah D III saya jurusan Kebendaharaan Negara ke S1 Akuntansi UT, dan banyak juga mata kuliah yang diakui oleh UT sehingga cuma 18 mata kuliah saja yang perlu saya ambil.
Bagaimana Proses Perkuliahan di UT?
Inilah yang paling saya suka dari UT, kuliahnya yang sangat fleksibel. Ada beberapa paket pilihan kuliah di UT, bisa memakai Sistem Paket Semester (SIPAS), atau bisa juga mengambil sesuka suka kita mau berapa SKS yang kita ambil. Sebenarnya masih ada pilihan paket yang lain, cuma saya gak hafal ^_^.
Saya memilih sistem perkuliahan yang paling fleksibel. Awal mula kuliah saya cuma ambil 2 mata kuliah, total ada 6 SKS. Biaya kuliah per SKS, waktu itu, masih 38ribu rupiah per SKS untuk S1 Akuntansi. Sehingga saya hanya perlu membayar 38ribu x 6 = 228ribu.
Kita bisa memilih berapa mata kuliah yang mau kita ambil, menyesuaikan dengan budget anggaran kita dan juga waktu kita. Saat budget kita cuma sedikit, kita bisa ambil beberapa SKS saja. Pun jika waktu kita cuma sedikit, tak usah ambil banyak banyak.
Trus, gimana cara kuliahnya?
Kuliahnya saya pilih yang non tatap muka (non TTM). Jika kita pilih pakai tatap muka, maka kita harus membayar lagi biaya untuk dosen/tutor pengajar di pertemuan tatap muka. Namun, saya memilih non TTM untuk menghemat biaya.
Sebagai pengganti TTM adalah Tuton (Tutorial Online). Tuton ini adalah metode kuliah online, dengan jangka waktu selama 8 minggu. Tiap minggu Tutor/Dosen akan memberikan materi kuliah lewat online dan juga diskusi online. Selanjutnya, dari 8 minggu itu, pada minggu ke 3, 5, dan 7 tutor akan memberikan tugas-tugas yang harus kita kirimkan.
Tuton ini 100% gratis, tinggal registrasi saja di situs UT lalu mendapatkan username dan juga menentukan password.
Tuton kedudukannya sama dengan TTM. Tuton dan TTM memiliki bobot nilai 30%, sedangkan nilai ujian memiliki bobot nilai 70%. Jadi jika ingin nilai bagus di UT, maka Tuton atau TTM wajib diikuti.
IPK di UT = 30% nilai Tuton/TTM + 70% Nilai Ujian
Jika sudah mengikuti TTM, maka tidak ikut Tuton pun tak masalah karena sudah mendapatkan bobot nilai 30%. Demikian juga sebaliknya, dengan Tuton, tidak ikut TTM juga tak masalah.
Jadi tidak usah capek capek pulang kerja, kuliah sampai jam 10 malam. Cukup buka komputer, koneksi internet, kita bisa kuliah jam berapa pun, kapan pun dan di manapun selama 8 minggu.
Setelah selesai 8 minggu, tinggal datang saja ke UT/tempat yang ditentukan untuk mengikuti ujian. Ujian juga bisa dilaksanakan secara Online dengan SUO (Sistem Ujian Online). SUO dilaksanakan di kantor UPBJJ UT. Dengan SUO, nilai langsung keluar setelah ujian selesai.
Bagaimana dengan Buku-buku?
Buku-buku sangat penting untuk menunjang pembelajaran kita di UT. Kuliah di UT adalah belajar mandiri sehingga peran buku-buku sangat krusial.
Materi-materi yang diberikan dalam Tuton biasanya hanya ringkasan singkat sehingga untuk memahami materi secara utuh perlu buku materi yang lebih lengkap penjelasannya.
Buku-buku materi kuliah telah disediakan oleh UT dalam bentuk modul-modul pembelajaran. Modul-modul ini dapat kita beli di Toko Buku Online Karunika, ada di situs resmi UT. Selain beli, bisa juga pinjam ke teman yang pernah kuliah di UT.
Sebelum membeli modul, pastikan dulu apakah modul tersebut masih dipakai atau ada modul yang lebih baru.
Apakah sulit dapat IPK bagus di UT?
Sebenarnya, IPK ini tergantung bagaimana cara kita belajar dan mengikuti kuliah. Mendapatkan IPK bagus di UT tidaklah sulit. Kuncinya adalah mau belajar dan mau mengikuti proses perkuliahan yang telah ditentukan.
Salah satu dari Tuton atau TTM harus diikuti karena kontribusinya adalah 30% dari IPK. Selain itu, jika Tuton yang dipilih, maka kita harus rajin aktif dalam diskusi online dan juga mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh Tutor.
Membaca modul juga wajib jika ingin mendapatkan IPK yang bagus. Materi ujian tidak akan menyimpang dari materi yang ada di dalam Modul. Pelajari saja isi modul, insyaalloh ujian lancar dan nilai IPK di atas 3,5 tidaklah sulit.
Bagaimana Proses Wisuda?
Tidak semua mahasiswa UT yang lulus dapat ikut wisuda. Mahasiswa yang ikut wisuda ditentukan oleh UT, biasanya berdasarkan nilai IPK. Jika nilai IPK bagus, maka mahasiswa akan mendapatkan undangan untuk mengikuti wisuda.
Kelebihan-kelebihan Kuliah di UT
Dari uraian singkat saya di atas, sebenarnya sudah terbaca kelebihan-kelebihan kuliah di UT
#1. Waktu yang Fleksibel
Kuliah di UT ini sangat cocok bagi PNS ataupun karyawan. Waktu kuliah dapat diatur sesuka suka kita. Apa lagi jika menggunakan sistem Tuton.
Jika menggunakan TTM, biasanya perkuliahan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu yang tidak mengganggu hari kerja. Ujian di UT juga dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu.
#2. Biaya yang Murah
Biaya kuliah di UT masih terbilang murah. Saat ini saya sudah lulus dari UT, jadi tidak tahu persis berapa biaya per SKS. Tapi, terakhir saya kuliah, Semester I 2015 ini, biaya per SKS untuk S1 Akuntansi sekitar 45ribu per SKS.
Biaya SKS untuk akuntansi termasuk yang paling mahal di antara jurusan yang lain.
Pertama kali masuk kuliah pun, biaya yang saya keluarkan hanya untuk biaya jaket almamater dan biaya SKS, tidak ada biaya tambahan ini itu yang macam-macam.
#3. Tidak Mengenal Batas Usia
Berapapun usia anda, 70 tahun, 80 tahun, atau mungkin 1000 tahun (jika ada hehehe), bisa kuliah di UT tanpa ada batasan. Anda bisa kuliah sebebas-bebasnya pada umur berapapun. Sesuai dengan namanya, Universitas Terbuka, kampus ini benar-benar terbuka untuk semua lapisan.
Bagi anda yang saat ini berada di luar negeri juga bisa mengikuti perkuliahan di UT.
#4. Perguruan Tinggi Negeri
UT adalah salah satu PTN dengan akreditasi yang sudah diakui oleh Kemenristekdikti. Dengan kuliah di UT, anda tidak perlu khawatir dengan status kampus abal-abal yang statusnya tidak jelas. UT statusnya sangat jelas dan sangat diakui.
#5. Ada juga Beasiswa
Sama seperti perguruan tinggi negeri lainnya, tersedia juga beasiswa kuliah di UT, seperti beasiswa BIDIKMISI, beasiswa BBP PPA, dan yang lainnya.
Itulah tadi sharing pengalaman saya kuliah di UT. Tentu saja, kuliah di UT adalah sebuah pilihan. Jika anda lebih suka kuliah di perguruan tinggi lain, tentu saja itu adalah pilihan yang bagus. Tapi pilihan kuliah di UT juga bukan sesuatu yang buruk.
Mau kuliah di UT atau yang lain adalah pilihan anda. Namun, bahwa saya pernah memilih untuk kuliah di UT, tidak di perguruan tinggi lain, adalah pengalaman berkesan saya yang tidak pernah saya sesali sama sekali.
Toh, dengan belajar sendiri membaca buku modul-modul yang anda, saya dapat ilmu juga dari sana.
Poin terpentingnya adalah, jangan pernah berhenti untuk belajar. Selamat melanjutkan pendidikan anda.